Minggu, 19 Juni 2016

Tuhan Selalu Setia Menunggumu

Yehezkiel 33:11,
"Katakan kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup,' firman Tuhan YAHWEH, 'Aku tidak senang dengan kematian orang jahat, tetapi lebih kepada orang jahat itu berbalik dari jalannya dan hidup. Berbaliklah, berbaliklah dari jalan-jalanmu yang jahat. Sebab, mengapakah kamu harus mati, hai keturunan Israel?" (AYT).


Dua tahun yang lalu ( tahun 2014), saya diundang melayani sebuah keluarga di daerah Bintaro Tangerang Selatan untuk mendoakan sebuah keluarga yang sedang menghadapi suatu masalah. Selesai pelayanan itu, Roh Kudus di dalam saya sangat kuat sekali menuntun saya untuk menjenguk dan mendoakan suami seorang teman yang sedang terbaring sakit di Rumah Sakit Sari Asih Ciledug Tangerang.
Sayapun menelpon teman saya untuk memberitahukan bahwa saya akan datang menjenguk suaminya di rumah sakit. Teman saya mengatakan supaya saya tidak usah datang karena cuaca sedang hujan di sana, cukup mendoakan dari rumah saja pintanya. Dan memang di Bintaropun sedang hujan saat itu meskipun tidak deras.
Tetapi dorongan dari Tuhan begitu kuat supaya menjenguknya, maka sayapun taat dan tetap datang ke rumah sakit. Puji Tuhan meski naik kendaraan umum, saya membawa payung, sehingga bisa sampai ke rumah sakit walaupun sedikit kebasahan.
Sedikit informasi mengenai teman saya ini, beliau adalah seorang Chinese Kristen menikah dengan suaminya yang dahulu merupakan teman sekantor di sebuah Universitas Swasta Kristen di Jakarta. Sang suami berasal dari Jawa dan bukan Kristen. Singkat cerita akhirnya mereka menikah di catatan sipil, dengan keyakinan masing-masing.
Teman saya ini mau menikah karena menganggap bahwa dia dapat membawa suaminya menjadi Kristen saat berumah tangga nanti, mengingat sang suami mau bekerja di sebuah Yayasan Kristen. Tetapi ternyata perkiraannya meleset, suaminya tidak mau berubah keyakinan, bahkan anak satu-satunya mereka diharuskan oleh suaminya untuk mengikuti agama ayahnya.
Teman saya selalu membawa suami dan anaknya dalam doa supaya mereka dapat menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, dan saya termasuk teman yang setia untuk mendukungnya di dalam doa.
Kembali ke kisah awal, akhirnya sampailah saya ke rumah sakit. Disana saya bertemu dengan teman dan suaminya (Bapak B) yang terbaring sakit karena kadar gula yang sangat tinggi mencapai 600 mg/dL. Setelah sharing dengan teman saya, kemudian saya bertanya kepada suaminya apakah beliau mau didoakan menurut cara Kristen? Beliaupun mempersilakan dengan senang hati.
Saya mendoakan agar Bapak B. menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus sehingga jiwanya dapat diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal. Selesai berdoa, tak henti-hentinya Bapak B mengucapkan terima kasih dan wajahnya berubah menjadi berseri-seri. Saat saya berpamitan pulang, beliau memegang tangan saya erat sekali, kemudian mengucapkan terima kasih dan melambaikan tangannya.
Setelah sampai di rumah, tak lama kemudian saya mendapat kabar dari teman saya itu melalui telepon bahwa suaminya telah dipanggil Tuhan.Kabar baiknya adalah bahwa satu-satunya orang yang mendoakan suaminya adalah saya (secara Kristen). Jadi tidak ada orang lain termasuk keluarga suaminya bahkan anaknya sendiri tidak sempat mendoakan sesuai dengan keyakinan mereka. Padahal teman saya ini sudah menelpon berkali-kali kepada anaknya agar datang ke RS di saat-saat terakhir ayahnya dan mendoakannya, tapi anaknya berhalangan untuk datang.
Melalui peristiwa ini, saya belajar bahwa doa yang kita naikkan kepada Tuhan, tidaklah sia-sia. Saya melihat kebaikan Tuhan dan kesetiaan Tuhan untuk menunggu pertobatan kita. Karena Tuhan tidak menghendaki seorangpun masuk ke dalam lautan api, yaitu neraka yang kekal. DIA menghendaki pertobatan kita. Dan segala perbuatan kita yang jahat dapat dihapuskan jika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kemarin tanggal 19 Juni 2016, saya disms oleh seorang sahabat dari Timika Papua, yang saya kenal melalui group Facebook Keluarga Kerajaan Surga (Kingdom of Heaven Ministry), beliau meminta supaya saya mendukung dalam doa ayah mertuanya yang sakit tua di Menado. Suaminya dan putra beliau sedang dalam perjalanan ke sana, tetapi teman saya sendiri tak bisa datang karena sedang menjaga kedua anak mereka yang lain, yang sedang dalam kondisi kurang sehat.
Sayapun kemudian menelpon ke Timika, dan kami berdoa melalui telpon supaya Bapa di Surga menjamah dan menyelamatkan jiwa ayah mertua teman saya ini. Melalui doa kami mematahkan setiap kuasa kegelapan dan ikatan yang menghalanginya untuk bisa mendapatkan keselamatan dari Tuhan Yesus dan pulang ke Rumah Bapa si Surga. Ayah mertua beliau ini berasal dari Bali dan belum Kristen, meskipun demikian saya melihat dan memperhitungkan iman dari sahabat saya ini, sesuai Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 16: 31:
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Tidak lama sesudah kami berdoa, saya mendapat sms dari Timika,"Bu, ayah mertua saya sudah berpulang semoga diterima di sisi Bapa di Surga, tidak lama sesudah Ibu doakan."
Begitu sukacita didalam roh saya ketika membaca sms ini. Jika saya sebagai hambaNYA begitu senang, saya bisa membayangkan betapa BAPA di Surga bahagianya menyambut anak-anaknya yang terhilang. Bahkan malaikat-malaikat di Surga bersorak-sorai menyambut mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar